AI untuk Deteksi Risiko Kesehatan dan Perubahan Iklim – Perubahan iklim membawa dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan manusia.
Salah satu ancaman yang muncul adalah meningkatnya risiko penyakit akibat perubahan pola cuaca, seperti malaria dan penyakit menular lainnya. Untuk menghadapi tantangan ini, teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin diandalkan dalam mendeteksi dan memitigasi risiko kesehatan yang berkaitan dengan perubahan iklim.
Dengan memanfaatkan AI untuk deteksi pola cuaca dan data kesehatan, para ahli dapat mengembangkan sistem peringatan dini yang lebih akurat.
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2021 terdapat 94.610 kasus malaria yang dilaporkan. Meskipun terjadi penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, beberapa provinsi masih memiliki angka kejadian yang cukup tinggi.
Selain malaria, perubahan iklim juga mempengaruhi penyebaran penyakit seperti demam berdarah, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh kualitas udara yang buruk.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim ini. Oleh karena itu, pemanfaatan AI untuk deteksi risiko kesehatan menjadi langkah inovatif untuk mengantisipasi ancaman penyakit yang semakin berkembang akibat kondisi lingkungan yang berubah.
Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika) bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam menerapkan teknologi AI untuk deteksi risiko kesehatan akibat perubahan iklim.
BMKG menyediakan data meteorologi dan klimatologi yang digunakan Korika dalam pengembangan model AI untuk analisis cuaca dan pola iklim secara lebih cepat dan akurat.
Teknologi AI dapat mengidentifikasi faktor risiko dari perubahan pola cuaca yang berdampak pada kesehatan masyarakat.
Dengan memanfaatkan data dari BMKG, AI mampu mendeteksi hubungan antara suhu, curah hujan, kelembapan udara, dan peningkatan kasus penyakit tertentu, sehingga peringatan dini dapat diberikan lebih efektif.
Deputi Infrastruktur BMKG, Michael Andreas Purwoadi, menyatakan bahwa AI untuk deteksi memungkinkan analisis data cuaca lebih akurat dan efisien, sehingga dapat memberikan peringatan dini terkait risiko kesehatan.
Pemanfaatan teknologi ini membuat analisis cuaca dapat dilakukan secara lebih cepat dan akurat, mendukung pemberian peringatan dini terhadap potensi bencana.
Dengan pemahaman lebih baik terhadap pola perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan, strategi mitigasi dapat disusun secara lebih efektif.
BACA JUGA: HCI dalam Interaksi Manusia dan Teknologi
Ketua Umum Korika, Hammam Riza, menambahkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan solusi berbasis AI untuk deteksi.
AI tidak hanya dipandang sebagai teknologi, tetapi juga dimanfaatkan sebagai solusi inovatif. Solusi dalam pembangunan sistem digital twins kesehatan berbasis iklim (climate health).
Dengan teknologi ini, pemantauan risiko kesehatan dapat dilakukan secara real-time, memungkinkan tindakan pencegahan segera untuk meminimalkan dampak buruk terhadap masyarakat.
Riset dan inovasi Climate Smart Indonesia yang diluncurkan pada 2023 mendapat dukungan dari Reaching Last Mile (RLM UAE) dan Patrick J. McGovern Foundation.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Korika, Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI), dan Institute for Health Modeling and Climate Solutions (IMACS).
Teknologi AI untuk deteksi menawarkan berbagai keunggulan dalam mendukung sektor kesehatan, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim:
AI dapat memproses data cuaca dan iklim dalam waktu singkat untuk memprediksi potensi risiko kesehatan akibat perubahan lingkungan.
Dengan model prediktif berbasis AI, sistem dapat memberikan peringatan dini terhadap peningkatan kasus penyakit yang berkaitan dengan faktor iklim.
AI membantu pemerintah dan tenaga kesehatan dalam menyusun strategi mitigasi berbasis data yang lebih efektif, seperti penentuan wilayah rawan penyakit dan penyesuaian kebijakan kesehatan.
Dengan menganalisis data historis dan tren iklim, AI dapat membantu dalam memprediksi pola penyebaran penyakit menular, sehingga langkah antisipasi bisa dilakukan lebih cepat.
Data yang dikumpulkan oleh AI dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan kesehatan yang lebih efektif dan berbasis bukti ilmiah.
Ingin mengembangkan solusi berbasis teknologi digital? IPTEC Digital Solution siap membantu Anda dalam menghadirkan berbagai layanan!
Mulai dari Metaverse, Jasa Augmented Reality, Jasa Virtual Reality di Jakarta hingga Indonesia!
Jadikan bisnis dan institusi Anda lebih inovatif dengan teknologi digital terkini! Hubungi sekarang juga IPTEC via WhatsApp atau pantau terus informasi di situs web resmi kami!